sumber: google.com |
Pepatah
mengatakan, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Pekerjaan orang
lain terlihat lebih menarik daripada pekerjaan sendiri.
Setiap orang
yang bekerja tentu pernah merasakan jenuh, penat, seakan-akan suatu beban yang
berat. Di sisi lain seseorang juga membutuhkan pekerjaannya sehingga tidak bisa
melepas begitu saja. Jadilah dia bekerja dengan penuh rasa tertekan, lahir dan
batin.
Ketika
melihat sekeliling, seringkali ada perasaan pekerjaan orang lain lebih baik dan
lebih nikmat daripada pekerjaan sendiri. Apakah mungkin waktunya lebih longgar,
pekerjaannya lebih ringan, atau penghasilannya lebih besar. Pekerjaan sendiri
terlihat menjadi kurang berharga dan kurang menarik.
Tanyakanlah
pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya
cintai?”
Mengapa
perasaan seperti itu muncul? Biasanya terjadi karena kita kurang menghargai apa
yang diberikan kepada kita saat ini. Kita kurang bersyukur dan merasa selalu
ada pekerjaan lain yang lebih baik yang seharusnya menjadi hak kita.
Adapun satu
cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencintai apa yang kita
kerjakan. Apakah saat ini diri kita seorang karyawan, pengusaha, pedagang
asongan, atau pengangguran yang sedang mencari pekerjaan, nikmati dan jalani
dengan sepenuh hati. Mencintai pekerjaan akan membuat kita berusaha memberikan
yang terbaik untuk diri sendiri, tempat kita bekerja, dan semoga bisa menjadi
persembahan dan kebaktian bagi Allah Ta’ala. Mencintai pekerjaan akan
memperkuat energi dan memberi kesegaran.
Lantas
bagaimana jika pekerjaan yang sekarang tidak cocok? Apakah harus tetap
dipaksakan mencintainya?
Ingat, apa
yang terjadi pada diri saat ini, termasuk mengapa kita melakukan pekerjaan
tersebut semuanya ada dalam pengetahuan Allah Yang Maha Ilmu. Kita ada di sana
karena Dia mengizinkannya. Karenanya jalani dan hayati sambil terus mengamati
ke mana pergerakan diri selanjutnya.
Tugas
selanjutnya adalah berusaha mengenali apa yang sebenarnya kita cintai untuk
dikerjakan, dan mulai melakukannya. Karenanya jika mencari pekerjaan,
tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan
yang saya cintai?” Jika kita sungguh-sungguh menjalani sepenuh hati apa yang
ada di tangan saat ini sambil terus menemukan pekerjaan yang kita cintai, maka
Allah Maha Kuasa untuk memberikan jalan dan mengaturnya secara halus, tanpa
menyakiti siapapun sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat untuk
berkarya.
Banyak orang
memilih pekerjaan apa yang dapat dan tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini akan
menciptakan rasa tertekan. Temukan apa yang menjadi kekuatan diri dan kemampuan
alami diri Anda dan cobalah menemukan pekerjaan yang cocok dengan hal itu.
Bayangkan betapa indahnya ketika seseorang bisa melakukan apa yang dia cintai
untuk dilakukan. Pekerjaan akan menjadi sebuah hobi, prestasi dan persembahan
terbaik bagi semua orang.
Karenanya,
mari belajar mengerjakan apa-apa yang kita cintai agar kita bisa mencintai
apa-apa yang kita kerjakan. Jika belum bisa melakukannya, mohonlah pertolongan
Allah agar Dia membantu menempatkan kita pada tempat yang tepat. Agar bisa
bekerja dan berkarya dengan penuh rasa cinta.
Sebagai
penutup, saya mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib yang dirangkum
dalam Nahjul Balaghah.
“Mencukupkan
diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada
usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk
memiliki sesuatu, lebih “manis” daripada memintanya dari orang lain.”
“Pekerjaan
tangan yang paling sederhana sekalipun, demi mempertahankan harga diri
seseorang, jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan."
(sumber: Muhammad Noer)
0 komentar:
Posting Komentar