About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 14 Agustus 2017

Apakah Seorang Praktisi HR Harus dari Psikologi?



Josef Bataona bersama Al-Gore


Artikel berikut ini terinspirasi dari tulisan dengan judul yang sama ditulis bapak Josef Bataona.
Dalam artikel tersebut, Pak Josef mengangkat sedikit tentang kisah saya yang berkarir di bidang HR termasuk mengelola organisasi lintas negara berbekal pengetahuan di bidang Marketing yang menjadi studi saya di perkuliahan dulu.
Ada hal menarik yang ingin saya ceritakan di sini.


Calon Programmer yang Memilih Studi Pemasaran
Sebagai seorang pelajar SMU, favorit saya dulu adalah ilmu eksakta. Matematika dan Fisika adalah dua bidang studi kegemaran saya. Saya termasuk wakil sekolah mengikuti kompetisi tingkat provinsi dan berhasil menjadi tiga besar. Dan saat itu, saya pun bercita-cita ingin jadi programmer.
Namun ternyata dalam perjalanan hidup saya harus melewati masa di mana saya tidak lulus UMPTN di universitas yang saya idam-idamkan.
Hikmahnya luar biasa. Saya berkesempatan belajar berbagai bidang ilmu yang lain termasuk ilmu sosial yang sebelumnya saya anggap sepele. Pada periode tersebutlah saya mulai menghargai ilmu psikologi, komunikasi, manajemen, politik dan berbagai bidang lainnya.
Ketika hendak kuliah, sebenarnya ketertarikan saya dengan psikologi semakin menguat. Namun pilihan akhirnya jatuh ke bidang Marketing yang juga sangat saya sukai menjelang UMPTN kedua.
Akhirnya jadilah saya seorang dengan bidang keahlian pemasaran yang juga sangat suka dengan aspek pengelolaan sumber daya manusia yang baik yang menyukai dunia komputer dan pemrograman. Sebuah kombinasi yang unik.


Mengelola Industrial Relations tanpa Pengalaman di Bidang Hukum dan Psikologi
Ketika berkarir secara profesional, akhirnya saya pun memilih bidang Human Resources dengan harapan jika suatu saat saya punya keinginan kuat ke dunia pemasaran, saya akan meminta kesempatan tersebut dari perusahaan.
Inilah yang mengantarkan saya ke profesi sekarang sebagai seorang Senior HR Manager dengan spesialisasi khusus menangani hubungan industrial yang sarat dengan aspek hukum maupun psikologi yang kental.
Sebagai Corporate Industrial Relations Manager dari sebuah perusahaan sebesar Unilever, berbagai tugas dan tantangan yang ada mengharuskan saya banyak belajar. Tidak mesti menjadi ahli hukum untuk belajar tentang Undang-Undang. Juga tidak perlu menjadi psikolog untuk bisa merancang program-program pemberdayaan buat karyawan.
Dalam tugas ini, saya juga dituntut untuk bisa berdialog dengan rekan-rekan Serikat Pekerja untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis pada level pabrik maupun di tingkat nasional.


Menjadi Human Resources untuk Divisi Sales Global
Tugas ini sangat jauh berbeda dengan penugasan saya sebelum ini sebagai HR Manager untuk Divisi Sales Global di Singapura atau nama kerennya adalah HR Business Partner for Global Customer Development. Dalam jabatan tersebut saya harus bekerjasama dengan pimpinan divisi Sales di level global dan menangani karyawan yang tersebar di sekitar 30 negara.
Bisa dibayangkan betapa banyak kepentingan berbeda yang harus dicari jalan tengah dan penyelesaiannya. Saya juga dituntut untuk bekerjasama dengan kolega HR Manager lain dari berbagai negara untuk mencari talenta-talenta terbaik untuk berkarir di divisi Sales Global dan setelah penugasan kembali membangun negara masing-masing.
Tidak hanya itu saya juga harus banyak berinteraksi dengan tim Reward Global dan memahami regulasi ketenagakerjaan yang berbeda antar negara. Apa yang harus dilakukan ketika seorang berkewarganegaraan Inggris yang sekarang bekerja di Singapura ketika hendak dipindahkan ke Amerika Serikat?
Bagaimana menawarkan reward yang kompetitif dan tepat untuk seorang kandidat dari Australia yang hendak dipindahtugaskan ke Shanghai, China?
Bagaimana berdiskusi dengan para pimpinan divisi Sales dari berbagai negara tadi agar proses pengelolaan tenaga kerja menjadi mulus?
Itulah sebagian diantara tugas-tugas yang harus saya jalankan.
Dalam menjalani tugas ini, ternyata bidang pemasaran yang saya pelajari dulu banyak membantu. Saya jadi mengerti cara pandang orang-orang Sales yang juga sangat dekat dengan Marketing. Pengetahuan ini membantu saya untuk bisa berinteraksi dan menggunakan bahasa yang sama seperti cara pandang mereka.


HR Tidak Harus Dari Psikolog
Lantas apakah karena saya bukan seorang psikolog menjadi kesulitan menjalani tugas sebagai seorang praktisi HR?
Jawabnya tidak.
Dalam sebuah organisasi yang besar dan maju, peran HR telah bergeser dari HR yang bersifat administratif dan regulasi menjadi HR yang dekat dengan bisnis.
Justru kemampuan kita mengerti bagaimana bisnis bekerja akan berperan banyak dalam kesuksesan sebagai sorang HR.
Dengan demikian, latar belakang seperti Psikolog atau Hukum tidak menjadi suatu kewajiban. Benar bahwa Anda akan punya keunggulan kompetitif jika berasal dari kedua bidang tersebut karena akan lebih mudah menguasai aspek psikologis dan hukum dari dunia HR.
Namun, Anda pun tetap bisa sukses jika terus belajar untuk menguasai kedua aspek sambil memanfaatkan bidang yang menjadi keahlian Anda.
Pelajaran yang saya rasakan adalah kita bisa terus berkembang baik di bidang HR seperti yang saya jalani ataupun bidang-bidang yang lain selama kita terus belajar dan terus melihat hubungan antara pekerjaan dengan dunia bisnis dari perusahaan di mana Anda bekerja.
Jadi, jika Anda tertarik dengan dunia HR meskipun bukan psikolog, jangan khawatir.
Jalani mimpi Anda, lakukan pekerjaan Anda dan teruslah belajar menjadi manusia yang maju, produktif dan bermanfaat.


(sumber: Muhammad Noer)


Sabtu, 12 Agustus 2017

CARA TERBAIK UNTUK MENGINGAT BACAAN DAN APAPUN YANG ANDA PELAJARI



Tahukah Anda seberapa cepat ingatan kita terhadap informasi baru yang kita baca dan pelajari “menguap” dan hilang seiring dengan berjalannya waktu?

 

HUBUNGAN TINGKAT INGATAN DAN WAKTU

Seorang psikolog bernama Hermann Ebbinghaus (1885) membuat sebuah hipotesa mengenai proyeksi hilangnya ingatan dari hal baru yang kita pelajari seiring berjalannya waktu.
Bila digambarkan dalam sebuah grafik, maka kira-kira bentuknya adalah seperti dibawah ini:



\Kurva ini menunjukkan bagaimana persentase ingatan (sumbu x) terhadap sebuah informasi baru secara alami akan hilang seiring berjalannya waktu (sumbu y) jika tidak ada usaha seseorang untuk mempertahankannya.
Ketika kita belajar informasi baru, kondisi terbaik kita paling ingat (100%) adalah saat kita baru saja selesai mempelajarinya. Seiring berjalannya waktu, ingatan akan informasi baru itu akan turun, melemah hingga menjadi lupa (0%) hanya dalam waktu sekitar 3 bulan saja.
Lalu bagaimana cara agar Anda dapat terhindar dari hal ini?
Cara terbaiknya adalah dengan melakukan pengulangan (Review).

 

 

STRATEGI PENGULANGAN (REVIEW) YANG EFEKTIF

Pengulangan membantu mengurangi dampak hilangnya ingatan kita akan informasi baru seiring berjalannya waktu. Anda perlu membuat beberapa pengulangan sehingga sebuah informasi sanggup menempel selamanya dalam otak Anda.
Berikut beberapa strategi yang dapat Anda gunakan untuk dapat mengingat lebih lama apapun yang Anda baca dan pelajari.

 

1. MENGULANG SEGERA APA YANG ANDA BACA DAN PELAJARI

Pengulangan pertama segera setelah selesai mempelajari sesuatu akan memperkuat persentase informasi yang Anda kuasai. Ini adalah tahapan pengulangan paling penting.
Jangan sia-siakan waktu yang Anda habiskan untuk belajar sesuatu dengan tidak mengulangnya segera setelah selesai.
Cukup 5 menit pengulangan akan membantu informasi dapat diingat penuh sampai 24 jam berikutnya.

2. MENULISKAN ULANG APA YANG ANDA BACA DAN PELAJARI

Menulis dan mengorganisasikan catatan Anda adalah salah satu cara yang baik untuk mengulang sebuah informasi.
Menulis ulang dengan susunan kata-kata Anda sendiri adalah salah satu cara efektif untuk memperkuat apa yang telah Anda pelajari.

3. MENGAJARKAN ATAU MINIMAL MENCERITAKAN ULANG APA YANG ANDA BACA DAN PELAJARI KEPADA ORANG LAIN

Mengajarkan atau menceritakan kembali adalah bentuk pengulangan yang lebih kompleks dari sekedar menuliskan ulang.
Mengajarkan atau menceritakan ulang akan memperjelas dan memperdalam pemahaman dari apa yang Anda pelajari sekaligus menjadi sebuah pengulangan otomatis untuk ingatan Anda.

4. MENJADWALKAN UNTUK MENGULANG SECARA BERKALA APA YANG ANDA BACA DAN PELAJARI

Setelah melakukan pengulangan pertama segera sehabis mempelajari informasi baru, pengulangan kedua dapat dilakukan sehari setelahnya.
Pengulangan ini juga sangat penting karena informasi telah diendapkan lewat tidur malam. Ini akan membantu menguasai informasi hingga paling tidak seminggu ke depan atau lebih.
Pengulangan ketiga sebaiknya dilakukan seminggu setelah Anda membaca atau belajar sesuatu. Ini akan memperkuat efek daya ingat kira-kira sampai sebulan ke depan.
Pengulangan berikutnya perlu dilakukan dalam tempo sebulan dan tiga bulan. Setelah itu dilakukan, maka apa yang tadinya Anda ingat dalam jangka pendek sekarang akan masuk ke ingatan jangka panjang.
Informasi yang disimpan dengan cara ini akan sulit sekali terlupakan karena semakin terinternalisasi ke dalam diri Anda.
Bayangkan, Anda cukup menghabiskan waktu 5-10 menit saja dalam satu kali pengulangan. Dengan menginvestasikan waktu yang singkat tersebut dalam beberapa kali pengulangan,
Anda akan menghemat waktu yang banyak dibandingkan Anda harus membaca ulang karena sudah hampir lupa semuanya.
Dengan cara ini ingatan Anda akan selalu terbarui dan tidak akan lupa apa yang sudah Anda baca dan pelajari.


Jangan sia-siakan waktu yang Anda habiskan untuk membaca dan belajar dengan tidak mengulangnya. Kebiasaan mengulang yang teratur lama kelamaan akan menjadi kebiasaan.
Jika hal itu sudah dilakukan, maka apapun yang Anda pelajari Insya Allah dapat diingat bertahun-tahun seolah-olah Anda baru mempelajarinya kemarin sore.
(sumber: Membaca Cepat)


Jumat, 11 Agustus 2017

Cintai Apa Yang Engkau Kerjakan dan Kerjakan Apa Yang Engkau Cintai


sumber: google.com



Pepatah mengatakan, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Pekerjaan orang lain terlihat lebih menarik daripada pekerjaan sendiri.

Setiap orang yang bekerja tentu pernah merasakan jenuh, penat, seakan-akan suatu beban yang berat. Di sisi lain seseorang juga membutuhkan pekerjaannya sehingga tidak bisa melepas begitu saja. Jadilah dia bekerja dengan penuh rasa tertekan, lahir dan batin.

Ketika melihat sekeliling, seringkali ada perasaan pekerjaan orang lain lebih baik dan lebih nikmat daripada pekerjaan sendiri. Apakah mungkin waktunya lebih longgar, pekerjaannya lebih ringan, atau penghasilannya lebih besar. Pekerjaan sendiri terlihat menjadi kurang berharga dan kurang menarik.

Tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya cintai?”

Mengapa perasaan seperti itu muncul? Biasanya terjadi karena kita kurang menghargai apa yang diberikan kepada kita saat ini. Kita kurang bersyukur dan merasa selalu ada pekerjaan lain yang lebih baik yang seharusnya menjadi hak kita.

Adapun satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencintai apa yang kita kerjakan. Apakah saat ini diri kita seorang karyawan, pengusaha, pedagang asongan, atau pengangguran yang sedang mencari pekerjaan, nikmati dan jalani dengan sepenuh hati. Mencintai pekerjaan akan membuat kita berusaha memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, tempat kita bekerja, dan semoga bisa menjadi persembahan dan kebaktian bagi Allah Ta’ala. Mencintai pekerjaan akan memperkuat energi dan memberi kesegaran.

Lantas bagaimana jika pekerjaan yang sekarang tidak cocok? Apakah harus tetap dipaksakan mencintainya?

Ingat, apa yang terjadi pada diri saat ini, termasuk mengapa kita melakukan pekerjaan tersebut semuanya ada dalam pengetahuan Allah Yang Maha Ilmu. Kita ada di sana karena Dia mengizinkannya. Karenanya jalani dan hayati sambil terus mengamati ke mana pergerakan diri selanjutnya.

Tugas selanjutnya adalah berusaha mengenali apa yang sebenarnya kita cintai untuk dikerjakan, dan mulai melakukannya. Karenanya jika mencari pekerjaan, tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya cintai?” Jika kita sungguh-sungguh menjalani sepenuh hati apa yang ada di tangan saat ini sambil terus menemukan pekerjaan yang kita cintai, maka Allah Maha Kuasa untuk memberikan jalan dan mengaturnya secara halus, tanpa menyakiti siapapun sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat untuk berkarya.

Banyak orang memilih pekerjaan apa yang dapat dan tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini akan menciptakan rasa tertekan. Temukan apa yang menjadi kekuatan diri dan kemampuan alami diri Anda dan cobalah menemukan pekerjaan yang cocok dengan hal itu. Bayangkan betapa indahnya ketika seseorang bisa melakukan apa yang dia cintai untuk dilakukan. Pekerjaan akan menjadi sebuah hobi, prestasi dan persembahan terbaik bagi semua orang.

Karenanya, mari belajar mengerjakan apa-apa yang kita cintai agar kita bisa mencintai apa-apa yang kita kerjakan. Jika belum bisa melakukannya, mohonlah pertolongan Allah agar Dia membantu menempatkan kita pada tempat yang tepat. Agar bisa bekerja dan berkarya dengan penuh rasa cinta.

Sebagai penutup, saya mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib yang dirangkum dalam Nahjul Balaghah.

“Mencukupkan diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk memiliki sesuatu, lebih “manis” daripada memintanya dari orang lain.”
“Pekerjaan tangan yang paling sederhana sekalipun, demi mempertahankan harga diri seseorang, jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan."


(sumber: Muhammad Noer)


Rabu, 09 Agustus 2017

ILMU DAN FILSAFAT



Alkisah bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana, “Coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini erdasartkan pengetahuannya!”
Filsuf itu lantas menarik napas panjang dan berpantun

            Ada orang yang tahu di tahunya
            Ada orang yang tahu di tidaktahunya
            Ada orang yang tidak tahu di tahunya
            Ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya

“bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?” sambung orang awam itu dengan penuh hasrat dalam ketidatahuannya
“mudah saja” jawab filsuf itu, “ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.”


sumber: google.com


Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau

Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri: apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mesti mempelajari ilmu? Dan apakah kegunaanya?

Demikian juga berpikir filsafat berarti berendah hati mengavaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui: apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan ini? Di batas manakah llmu mulai dan dibatas manakah dia berhenti? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu? Mengetahui kekurangan bukan berarti merendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan untuk lebih jujur dalam mencintaimu



(Surabaya, 9 Agustus 2017 )
            

Rabu, 02 Agustus 2017

SANG PEMILIK INGATAN SUPER

Haloo sobat psyche.. kalian pernah pergi ke kebun binatang? atau kalian lupa sebelumnya pernah ke kebun binatang atau tidak. itu lah sobat psyche kelemahan otak manusia. Otak yang kita miliki memiliki kapasitas yang terbatas. Mungkin jika dianalogikan dengan komputer, otak manusia hanya beberapa gigabyte saja. yah itulah otak kita, hanya sebagian orang saja yang mampu mengingat dengat sangat kuat. Berbeda dengan mamalia terbesar yang ada di bumi ini. meskipun hewan ini tidak bisa melompat, tetapi dia memiliki ingatan yang sangat super. yaa benar dialah gajah





Gajah telah lama menjadi simbol daya ingat di dunia. kehebatan gajah dalam mengingat telah menjadikan hewan ini ikon World Memory Championships, sebuah kejuaran dunia mengingat yang telah ada sejak 1991






Gajah berada dalam urutan tiga besar untuk hewan yang memiliki inteligensia terbaik setelah orang hutan dan lumba-lumba. Keunggulannya terletak dalam daya ingat. Lobus temporal di otak gajah konon lebih berkembang dari pada pada manusia. Bagian lobus tersebut lebih “berlipat” sehingga gajah dapat menyimpan informasi lebih banyak. Hasil penelitian Prof. Dick Byrne tentang gajah menjelaskan bahwa hewan tersebut dapat mengenali gajah lain dalam jumlah yang banyak melalui bunyi yang dikeluarkan oleh hewan-hewan itu.
Gajah mampu berkomunikasi dalam jarak lebih dari 8 kilometer dengan suara infra berfrekuensi rendah yang tidak bisa ditangkap oleh manusia. Karena itu, gajah dapat mengetahui kondisi gajah-gajah lain di sekitarnya yang sedang dalam keadaan terancam, sakit, ataupun berduka.
Gajah juga memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap sesamanya. Jika seekor gajah meninggal, gajah di sekitarnya akan menjaga jasad gajah yang meninggal hingga dua hari dan melindunginya dengan daun-daun, semak-semak, serta batang pohon. Sampai kapan pun gajah yang ikut dalam “ritual pemakaman” akan tetap mengingat tempat itu sebagai sebuah makam. Jadi, mengganggu habitat gajah sama saja dengan mencari masalah besar karena gajah memiliki solidaritas yang tinggi untuk melawan para pengganggunya. Beruntunglah para pawang gajah yang telah merawat dan melatih gajah sejak kecil karena mereka akan selalu diingat oleh para gajah tersebut. pawang gajah akan memiliki bodyguard terbesar di Bumi ini
Jadi bagaimana sobat psyche tertarik untuk memiliki ingatan super seperti gajah? mungkin sobat psyche harus berguru langsung kepada para gaja :D 

Referensi: memorizing like an elephant, idpelago.com